Minggu, 05 September 2021

3D Structure of NT-3 Protein (Neurotropin 3) of Pigeon (Columba livia) using Server-Swiss Model

 The NT-3 protein plays an important role in the development and differentiation of neurons, and is unique in the neurotropin family, that it can bind to 3 Trk receptors, namely TrkC, TrkA and TrkB. This study aimed to analyze the characteristics and three-dimensional structure of NT-3 protein in Columba livia. The target protein was obtained from Uniprot server with the access code of PKK30025.1 using template 3buk.1A (PDB-ID) analyzed in-silico through homology method using SWISS-MODEL server. klil link https://drive.google.com/file/d/1wA_qYEE87gQlyFi6jP7lut0WizimdUxC/view?usp=sharing

Pelatihan Teknik Pemeriksaan Lembar Jawaban pada Soal Pilihan Ganda Berbasis Android pada Guru MGMP Biologi

 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan peningkatan kemampuan guru

Musyawarrah Guru Mata Pelajaran Biologi melalui pelatihan teknik pemeriksaan lembar

jawaban pada soal pilihan ganda berbasis android. Subjek penelitian berjumlah 16 orang.

Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Data dianalisis secara deskriptif.

Kegiatan dilakukan dengan pemaparan materi, selanjutnya penginstalan program

aplikasi, praktek penggunaan smartphone dan aplikasinya pada lembar jawaban siswa

yang diujicobakan, pembacaan dan penginterpretasian hasil analisis dari pemeriksaan

dari program aplikasi, pelaporan hasil pemeriksaan dan pengiriman hasil pemeriksaan

dari program aplikasi. Kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan secara terprogram

dengan model pelatihan yang mengitegrasikan teori dan praktek. Hasil penelitian

peningkatan kemampuan guru Musyawarah Guru Mata Pelajaran Biologi melalui

pelatihan teknik pemeriksaan lembar jawaban pada soal pilihan ganda berbasis android

dalam kriteria mampu sebesar 63% berdasarkan aspek yang di ukur. Untuk lengkapnya klik link https://drive.google.com/file/d/1PnmSfhwxK2MvXrbXkFYqnpZBu_7UGsnn/view?usp=sharing

Analysis of APXs and HSPs genes responsible to respond to heat stress in tomato plants cultivated in Central Sulawesi

Central Sulawesi is one of the areas in Indonesia located on the equator which has hot temperatures. This temperature greatly affects the growth of tomato plants. However, this plant can grow well. It is not yet known what crucial genes are responsible for the heat tolerance. Therefore, a study was conducted to reveal some genes; APX1, APX2, HSP17.4, HSP17.6, HSP70, HSP90. Those genes are responsible for the heat tolerance. The study was carried out by the PCR method to determine the APX1, APX2, HSP17.4, HSP17.6, HSP70, HSP90 genes. The DNA of these genes was isolated from the leaves and then cDNA was made to determine gene expression at the transcription level. Also, a qualitative analysis based on the NCBI search was used to describe the structure and function of each observed gene. The results showed that the genes; APX1, APX2, HSP17.4, HSP17.6, HSP70, HSP90 were expressed in different levels in tomato plants from the Central Sulawesi region. Thus, it can be suggested that these genes have an important role in heat tolerance in the tomato plant. For further go to link https://drive.google.com/file/d/13HS4KPe7Jd8v7j7ZyhR_hgP2OK_YlQCi/view?usp=sharing 

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELEDRI (Apium graveolens L.) DENGAN SISTEM PENANAMAN HIDROPONIK

 Limbah air cucian beras merupakan hasil buangan masyarakat yang pada umumnya sudah tidak dimanfaatkan lagi, padahal limbah tersebut masih bisa diolah dan dimanfaatkan, salah satunya sebagai pupuk bagi tanaman. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh penggunaan limbah air cucian beras terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman seledri (Apium graveolens L.) dengan sistem penanaman hidroponik. Lokasi penelitian bertempat di Laboratorium dan Green House Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Tadulako. Penelitian dilaksanakan secara eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL), yang terdiri dari 4 macam perlakuan dan diulang 4 kali. Perlakuan-perlakuan tersebut terdiri atas: K0 (kontrol) = 0% tanpa pemberian air cucian beras; K1= 25% limbah air cucian beras; K2= 50% limbah air cucian beras; dan K3= 75% limbah air cucian beras. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan uji ANOVA dan dilakukan uji lanjut BNT yang diolah menggunakan program SPSS 25. Hasil penelitian menunjukan bahwa, tinggi tanaman seledri pada umur 10 HST (Hari Setelah Tanam), 20 HST, dan 30 HST, dipengaruhi secara signifikan oleh perlakuan limbah air cucian beras, meskipun perlakuan antar konsentrasinya berbeda tidak signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa, limbah air cucian beras berpengaruh nyata terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman seledri. 

 Selengkapnya klik linkhttps://drive.google.com/file/d/1mmVHIT85HE8vrKH_n60AZSnJQMW4xT31/view?usp=sharing

KANDUNGAN VITAMIN C DARI BUAH TOMAT PADA TINGKAT KEMATANGAN YANG BERBEDA

Buah tomat memiliki kandungan vitamin C yang cukup tinggi, namun kandungannya bergantung kepada waktu perkembangannya. Dengan demikian tingkat kematangan dari buah menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kandungan vitamin C. Bagaimana tingkat perkembangan mempengaruhi kandungan vitamin C belum ada studi-studi yang dilakukan. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk menentukan kandungan vitamin C dari buah tomat (Lycopersicon esculentum) pada tingkat kematangan yang berbeda yakni buah mentah, mengkal dan matang. Studi dilakukan dengan melakukan pengukuran nilai serapan dari masing-masing sampel ekstrak buah tomat dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil studi menunjukkan bahwa kandungan vitamin C dari buah tomat mentah sebesar 217,31 mg, buah tomat mengkal sebanyak 257,31 mg dan buah tomat matang sebanyak 238,17 mg dalam 100 g buah tomat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa buah tomat mengkal memiliki kandungan vitamin C tertinggi dibandingkan dengan buah tomat mentah dan matang. Selengkapnya klik link https://drive.google.com/file/d/1-n1QH8Eqca1_a5NJd91upR5dEsQBf8zD/view?usp=sharing